Setiap saat, informasi-informasi
selalu saja muncul dan tersebar dimana-mana. Akan sangat percuma jika
informasi-informasi itu diabaikan begitu saja dan tidak disampaikan kepada
masyarakat umum. Apalagi jika informasi itu sangat penting untuk diketahui oleh
masyarakat. Itulah sebabnya, di buat pemberitaan. Pemberitaan sangat akrab
dengan istilah jurnalistik.
Banyak masyarakat yang mungkin sudah pernah
mendengar istilah jurnalistik tersebut. Namun kebanyakan mereka masih kurang
mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan jurnalistik itu sendiri, dan hal-
hal yang menyangkut tentang proses pemberitaan dalam lingkup dunia jurnailistik.
Atau bahkan, banyak yang masih bingung dalam membedakan antara jurnalistik dengan
jurnalisme. Meskipun keduanya memiliki persamaan namun keduanya juga memiliki
perbedaan yang spesifik.
Jurnalistik secara harfiah
(etimologis) berarti kewartawanan atau hal-hal yang mengenai segala bentuk
pemberitahuan. Kata jurnalistik terdiri atas dua kata yakni “jurnal” yang
berarti laporan atau catatan, juga bisa berasal dari kata “jour” yang berarti
hari (day) atau catatan harian (diary). Sedangkan dalam bahasa belanda journalistie berarti penyiaran catatan
harian.
Sedangkan secara istilah, jurnalistik
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
hal- hal yang menyangkut kewartawanan dan persuratan.
Beda lagi dengan jurnalisme.
Istilah jurnalisme lebih cenderung menjelaskan tentang jurnalistik dari segi
kegiatan yang dikerjakan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, jurnalime adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis,
mengedit, dan menerbitkan berita, surat kabar, dsb. Atau dengan kata lain,
jurnalisme adalah kegiatan-kegiatan yang menyangkut masalah jurnalistik. Proses
dari pencarian informasi, pembuatan berita, dan penerbitannya sehingga berita
itu bisa sampai kepada pembaca sudah diatur dalam lingkup jurnalime. Butuh
proses yang sangat panjang sehinga sebuah surat kabar sampai ke tangan para
pembaca.
Dalam menyampaikan informasi dan
berita dari proses jurnalistik, ada banyak media yang digunakan. media tulis contohnya surat kabar, majalah,
tabloid, dan lain sebagainya. Media elelktronik seperti tv, radio, dan
lain-lain. Tentu dalam penyampaiannya, jurnalistik memiliki metode khusus agar
pembaca yang menjadi objeknya bisa dengan mudah mengerti dan memahami isi
berita yang disampaikan.
Metode dalam pembuatan berita
yang sangat terkenal adalah sistem piramida terbalik.
Piramida
terbalik merupakan sebuah konsep, formula, struktur, atau pola penulisan berita
dengan cara menempatkan informasi yang paling menarik dan penting bagian awal
naskah, isi, atau tubuh berita (news body). Dengan demikian, wartawan
(jurnalis)akan lebih mudah dan cepat dalam menyampaikan informasi terpenting di
alinea (paragraf) pertama alias lead (teras).
Dengan pola piramdia terbalik
ini, pembaca akan segera tahu inti permasalahan dan pokok yang dibahas dalam
sebuah berita. Dari pola ini lah, pembaca bisa menentukan apakah dia akan
membaca berita dari awal sampai habis ataukah hanya membaca alinea pertama
sebuah berita untuk mengetahui isi pembahasan di dalamnya.
Pola ini menekankan penonjolan
unsur 5W+1H (What, When, Where, Who, Why) kemudian disusul setelahnya dengan
(how) yang terdiri atas informasi pendukung, fakta tambahan, latar belakang
permasalahan, alternatif penyelesaian masalah, hingga informasi yang menguatkan
isi berita. Isi pembahasan pokok sebuah berita ditempatkan di bagian depan
kemudian diikuti dengan bagian- bagian berita yang kurang penting. Pola ini pun
sangat sesuai dengan kebiasaan pembaca yang biasanya hanya membaca aparagraf
pertama berita sampai hanya membaca judulnya saja.
Dalam dunia jurnalistik juga
sangat dikenal istikah “cover both side”. Metode menitikberatkan pada pembuatan
berita dengan tanpa menggunakan satu pandangan (perspektif). Sebuah berita yang
baik adalah berita yang tidak berpihak pada siapapun dan apapun, tidak
meninggikan sekaligus merendahkan pihak-pihak bersangkutan. Tapi lebih
menyamakan kedudukan objek berita. Maka dalam
sebuah berita dapat ditemukan beberapa macam perspektif dalam menanggapi
sebuah isi berita.
Selain itu, dalam penulisan
sebuah berita harus diperhatikan beberapa syarat agar berita menjadi lebih
menarik untuk dibaca. Salah satunya adalah sebuah berita yang bagus harus aktual.
Maksudnya, berita tersebut adalah berita yang masih fresh atau baru terjadi.
Cerita yang sudah lama terjadi ataupun sudah basi biasanya tidak akan menarik
para pembaca. Apalagi, jika peristiwa itu masih hangat diperbincangkan oleh
masyarakat. Disitulah peran para jurnalis dalam memberitakan peristiwa itu dan
mencerahkan pemikiran para pembaca yang mungkin mulai melenceng dari kenyataan
sebenarnya tentang peristiwa itu.
Menurut konteks penulisannya,
berita dapat dikelompokkan kedalam macam jenis. Seperti hard news yaitu berita
yang menjelaskan kronlogi suatu peristiwa dengan sangat detail dan
sebenar-benarnya. Dalam hard news, berita disampaikan sesuai dengan apa yang
terjadi pada peristiwa itu tanpa mengambil dari sudut pandang manapun.
Kemudian feature, yaitu berita
yang menggabungkan antara berita dan pendapat (opini) dari penulisnya. Berita
ini lebih ringan dibandingkan dengan hard news. Kronologi dalam peristiwa tetap
diberitakan secara detail dan sebenar-benarnya tapi pendapat penulis juga
disertakan dalam berita itu. Itu bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui
pikirian penulisnya dan juga pembaca diajak untuk berpikir kritis tentang
peristiwa tersebut.
Berita juga ada yang berbentuk
opini. Dalam opini, pendapat dan pandangan dari penulis menjadi gagasan utama
dalam isi berita. Opini muncul akibat dari adanya pandangan dan pendapat dari
seorang penulis yang ingin di sampaikan olehny kepada orang lain. Bahkan sebuah
opini yang ditulis dengan sangat lugas dan , opini para pembaca pun dapat dipermainkan
dan berubah megikuti opini yang dimiliki oleh penulis. Sedangkan essay, yaitu semacam prosa yang menjelaskan tentang permasalahan lewat opini penulis yang didasarkan pada fakta dari permasahan tersebut.Dan masih ada beberapa
jenis berita yang memiliki ciri-ciri khusus lainnya.
Dengan adanya jurnalistik, segala
informasi yang tersebar di berbagai tempat tidak akan percuma dan hilang begitu
saja. Jurnalistik memiliki peran sebagai pengikat informasi.
Informasi-informasi dikumpulkan dan dibuat sebagai berita yang akan disampaikan
kepada masyarakat atau para pembaca. Sehingga pembaca bisa tahu permasalahan sebenarnya
dari berita tersebut.