Lanjutan dari (Kembali ke Ma'had)
. . . .
APEL !!!
Salah satu yang kubenci ketika di ma’had. Harapannya tidak
akan sering apel lagi ketika sudah lulus, malah di STAN saya pun harus apel lagi. Di IMMIM, santri selalu apel di lapangan sebelum jam masuk kelas. Santri SMP apel tiap
hari sekolah, sedangkan SMA tidak sesering yang SMP. Ini adalah salah satu
rutinitas yang paling saya benci selama mondok, khususnya ketika masih SMP.
Saat lonceng dibunyikan, puluhan santri pasti berlarian secepat mungkin untuk
melewati gerbang yang dijaga oleh kakak-kakak ISPIM/OSIS. Dan sering saya
terlambat dan mendapat hukuman.Dan di STAN, mahasiswa apel sebelum masuk kelas dan sore sekitar jam 4. Tapi tidak setiap hari, biasanya dua kali seminggu. Ada waktu khusus yang ditentukan tapi juga terkadang apelnya di lain hari diluar waktu yang telah ditentukan. Intinya, tunggu info dari si tukang Jarkom kelas.
Mahasiswa Spesialisasi Akuntansi sedang apel |
Bahkan yang lebih mirip lagi, apel di ma’had dan di STAN
sama-sama mengadakan absensi. Hukuman untuk ketidakhadiran apel di IMMIM itu
bermacam-macam. Mulai dari yang wajar seperti membersihkan, pungut sampah,
menghapal surah-surah Al-Qur’an, ataupun
menghapal kosa kata bahasa Inggris dan
Arab, sampai hukuman yang tidak wajar
seperti membersihkan got, membelikan makanan buat senior, memijat senior,
ataupun menjadi pesuruh untuk beberapa waktu. Juga hukuman yang paling ringan seperti
dimaafkan, hingga yang paling berat yaitu gundul.
Di STAN, tidak ada
hukuman yang pasti untuk ketidakhadiran apel. Hanya saja, lebih ke kesadaran
(katanya) untuk bisa berkumpul bersama teman seangkatan dan teman
se-spesialisasi. Intinya, saya agak malas untuk ikut apel.
Angkatan dan Jumlahnya
Masuk tahun 2007 dan lulus tahun 2013, makanya nama
angkatan(kami juga biasa menyebutnya periode. meskipun sebenarnya angkatan dan periode itu berbeda, yah kami tetap lebih suka menyebutnya periode)ku ketika di ma’had adalah Venor. Singkatan dari Seven One Three
(713), juga ada ketua periodennya (Ketop). Awal masuk, kami berjumlah 200an santri,
jumlah kami semakin tersisih tiap tahunnya hingga menyisakan 62 santri yang
duduk di acara wisuda.
Kelas 3 SMP, sepertinya saya yang mengambil foto ini |
Dari foto di atas, sudah terlihat bahwa jumlah 200an saat pertama kali masuk sudah berkurang. 3 tahun sudah mampu mengikis banyak orang dari kami.
Banyak alasan yang membuat jumlah kami semakin
berkurang, seperti keluar sendiri karena tidak tahan, dikeluarkan oleh
pesantren karena melanggar aturan, ikut orang tua, tinggal kelas dan memilih
untuk pindah ke sekolah lain, dsb. Hubungan antar santri se-angkatan menjadi
hal penting dan sakral serta solid karena teman seangkatan yang menjadi sahabat
kami selama menuntut ilmu di pondok.
Ini video yang menggambarkan bagaimana kenyataan dari angkatan di IMMIM, satu persatu gugur dan hanya menyisakan beberapa orang dari mereka.
Check this out !!!
Video ini dibuat oleh kakak kelas saya, yaitu periode 410 (2004-2010) atau FOZ (Four One Zero).
Masuk tahun 2013, dan (Insya ALLAH) lulus tahun 2016. Saya
belum tahu apakah angkatan kami di STAN akan membuat nama angkatan. Sedangkan
ketua angkatan kami pun juga belum ada, saya juga masih bertanya-tanya apakah akan ada pemilihan ketua angkatan nantinya (Tanyakan pada rumput yang bergoyang). Yang ada cuma ketua angkatan per spesialisasi, itu pun ketua angkatan akuntansi masih entah berantah kepastiannya.
Dinamika 2013 |
Dinamika 2013 |
Awal masuk, kami
berjumlah 2000an mahasiswa. Menurut kabar kakak kelas, tiap tahun jumlah seangkatan
akan berkurang. Tiap tahunnya akan ada mahasiswa yang dikeluarkan atau D.O
karena berbagai alasan, seperti nilai IP yang tidak memenuhi standar, keluar
dengan sendirinya, melanggar aturan, mencontek, dsb. Tapi kami harap, kami
semua bisa bertahan hingga wisuda.
Bedanya, angkatan di STAN lebih banyak (sampai ribuan) dan
ada kaum hawanya. Sedangkan angkatan di IMMIM hanya dihuni oleh kaum-kaum adam.
Setengah Sekolah
STAN, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. STAN bukan
universitas ataupun institut melainkan sebuah sekolah dengan gelar “tinggi” di
namanya. Jika dibandingkan dengan universitas, STAN sedikit berbeda. Jika bisa
diibaratkan, STAN itu seperti gabungan antara universitas dan
sekolah. Seperti sekolah pada
umumnya, maka banyak aturan-aturan yang berlaku. Seperti pakaian yang harus
atasan kemeja dan celana/rok kain, pakaian harus rapi dan sopan, cowok dilarang
gondrong, cewek dilarang berhias dan memakai perhiasan uang berlebihan,setiap
kuliah harus pakai Nametag, dsb.
Begitupun dengan mata kuliahnya dan jumlah SKSnya yang sudah ditentukan setiap
semesternya. Jadi tidak ada istilah KRS (Kartu Rencana Studi) seperti yang
berlaku di universitas lain.
IMMIM, Ikatan Masjid Musholla Indonesia Muttahidah. IMMIM
adalah sebuah pesantren modern yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama pada
santri-santrinya, tetapi juga mengajarkan ilmu umum seperti sekolah-sekolah
lain. Selain belajar Aqidah Akhlak, Tafsir Hadits, Al-Qur’an, Sejarah Islam,
Bahasa Arab, dan ilmu agama lainnya, IMMIM juga mengajarkan santrinya tentang
Ilmu Eksak maupun Ilmu Sosial seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Bahkan dari
info yang saya dengar, sekarang tidak hanya bahasa Inggris dan Arab yang
diajarkan di pondokku tapi sudah ada bahasa Mandarin (Tapi, saya belum
sepenuhnya percaya).
Kalo ini, terserah mau perhatikan yang mana :D |
Jadinya, IMMIM itu
seperti gabungan antara Pesantren dan sekolah umum lainnya. Yang menarik
juga adalah jumlah ijazah atau kertas kelulusan yang diterima setelah tamat
enam tahun belajar di pondok. Ada 6, yaitu ijazah SMP(seperti ijazah pada umumnya), SKHU SMP, ijazah SMA(seperti ijazah pada umumnya), SKHU SMA, ijazah MA (yang
dikeluarkan oleh Kementerian Agama), dan Ijazah Pesantren yang tulisannya "Arab" semua.
Aturannya pun sama seperti sekolah umum. Yang membedakannya antara lain kewajiban mondok bagi seluruh santri dan juga pelajaran agama yang
menjadi kurikulum di dalam proses belajar mengajar.
*Bersambung (Kembali ke Ma'had (3))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar