Jumat, 04 Juli 2014

Kembali ke Ma'had (2)



Lanjutan dari (Kembali ke Ma'had)
 . . . .



APEL !!!

Salah satu yang kubenci ketika di ma’had. Harapannya tidak akan sering apel lagi ketika sudah lulus, malah di STAN saya pun harus apel lagi. Di IMMIM, santri selalu apel di lapangan sebelum jam masuk kelas. Santri SMP apel tiap hari sekolah, sedangkan SMA tidak sesering yang SMP. Ini adalah salah satu rutinitas yang paling saya benci selama mondok, khususnya ketika masih SMP. Saat lonceng dibunyikan, puluhan santri pasti berlarian secepat mungkin untuk melewati gerbang yang dijaga oleh kakak-kakak ISPIM/OSIS. Dan sering saya terlambat dan mendapat hukuman.Dan di STAN, mahasiswa apel sebelum masuk kelas dan sore sekitar jam 4. Tapi tidak setiap hari, biasanya dua kali seminggu. Ada waktu khusus yang ditentukan tapi juga terkadang apelnya di lain hari diluar waktu yang telah ditentukan. Intinya, tunggu info dari si tukang Jarkom kelas.

Mahasiswa Spesialisasi Akuntansi sedang apel

Bahkan yang lebih mirip lagi, apel di ma’had dan di STAN sama-sama mengadakan absensi. Hukuman untuk ketidakhadiran apel di IMMIM itu bermacam-macam. Mulai dari yang wajar seperti membersihkan, pungut sampah, menghapal  surah-surah Al-Qur’an, ataupun menghapal kosa kata bahasa Inggris  dan Arab, sampai hukuman yang  tidak wajar seperti membersihkan got, membelikan makanan buat senior, memijat senior, ataupun menjadi pesuruh untuk beberapa waktu. Juga hukuman yang paling ringan seperti dimaafkan, hingga yang paling berat yaitu gundul. 

Di STAN, tidak ada hukuman yang pasti untuk ketidakhadiran apel. Hanya saja, lebih ke kesadaran (katanya) untuk bisa berkumpul bersama teman seangkatan dan teman se-spesialisasi. Intinya, saya agak malas untuk ikut apel.


Angkatan dan Jumlahnya

Masuk tahun 2007 dan lulus tahun 2013, makanya nama angkatan(kami juga biasa menyebutnya periode. meskipun sebenarnya angkatan dan periode itu berbeda, yah kami tetap lebih suka menyebutnya periode)ku ketika di ma’had adalah Venor. Singkatan dari Seven One Three (713),  juga ada ketua periodennya (Ketop).  Awal masuk, kami berjumlah 200an santri, jumlah kami semakin tersisih tiap tahunnya hingga menyisakan 62 santri yang duduk di acara wisuda. 
Kelas 3 SMP, sepertinya saya yang mengambil foto ini
Dari foto di atas, sudah terlihat bahwa jumlah 200an saat pertama kali masuk sudah berkurang. 3 tahun sudah mampu mengikis banyak orang dari kami.


Banyak alasan yang membuat jumlah kami semakin berkurang, seperti keluar sendiri karena tidak tahan, dikeluarkan oleh pesantren karena melanggar aturan, ikut orang tua, tinggal kelas dan memilih untuk pindah ke sekolah lain, dsb. Hubungan antar santri se-angkatan menjadi hal penting dan sakral serta solid karena teman seangkatan yang menjadi sahabat kami selama menuntut ilmu di pondok.

Kelas 6, betapa banyak dari kami yang telah gugur
 

Ini video yang menggambarkan bagaimana kenyataan dari angkatan di IMMIM, satu persatu gugur dan hanya menyisakan beberapa orang dari mereka. 
Check this out !!!

Video ini dibuat oleh kakak kelas saya, yaitu periode 410 (2004-2010) atau FOZ (Four One Zero). 


Masuk tahun 2013, dan (Insya ALLAH) lulus tahun 2016. Saya belum tahu apakah angkatan kami di STAN akan membuat nama angkatan. Sedangkan ketua angkatan kami pun juga belum ada, saya juga masih bertanya-tanya apakah akan ada pemilihan ketua angkatan nantinya (Tanyakan pada rumput yang bergoyang). Yang ada cuma ketua angkatan per spesialisasi, itu pun ketua angkatan akuntansi masih entah berantah kepastiannya.

Dinamika 2013

Dinamika 2013

Awal masuk, kami berjumlah 2000an mahasiswa. Menurut kabar kakak kelas, tiap tahun jumlah seangkatan akan berkurang. Tiap tahunnya akan ada mahasiswa yang dikeluarkan atau D.O karena berbagai alasan, seperti nilai IP yang tidak memenuhi standar, keluar dengan sendirinya, melanggar aturan, mencontek, dsb. Tapi kami harap, kami semua bisa bertahan hingga wisuda.

Bedanya, angkatan di STAN lebih banyak (sampai ribuan) dan ada kaum hawanya. Sedangkan angkatan di IMMIM hanya dihuni oleh kaum-kaum adam.


Setengah Sekolah

STAN, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. STAN bukan universitas ataupun institut melainkan sebuah sekolah dengan gelar “tinggi” di namanya. Jika dibandingkan dengan universitas, STAN sedikit berbeda. Jika bisa diibaratkan, STAN itu seperti gabungan antara universitas dan  sekolah. Seperti sekolah pada umumnya, maka banyak aturan-aturan yang berlaku. Seperti pakaian yang harus atasan kemeja dan celana/rok kain, pakaian harus rapi dan sopan, cowok dilarang gondrong, cewek dilarang berhias dan memakai perhiasan uang berlebihan,setiap kuliah harus pakai Nametag, dsb. Begitupun dengan mata kuliahnya dan jumlah SKSnya yang sudah ditentukan setiap semesternya. Jadi tidak ada istilah KRS (Kartu Rencana Studi) seperti yang berlaku di universitas lain. 
 
 Kelas 1-L Akuntansi. Perhatikan seragam dan Nametag-nya, jangan yang lain :p
IMMIM, Ikatan Masjid Musholla Indonesia Muttahidah. IMMIM adalah sebuah pesantren modern yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama pada santri-santrinya, tetapi juga mengajarkan ilmu umum seperti sekolah-sekolah lain. Selain belajar Aqidah Akhlak, Tafsir Hadits, Al-Qur’an, Sejarah Islam, Bahasa Arab, dan ilmu agama lainnya, IMMIM juga mengajarkan santrinya tentang Ilmu Eksak maupun Ilmu Sosial seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Bahkan dari info yang saya dengar, sekarang tidak hanya bahasa Inggris dan Arab yang diajarkan di pondokku tapi sudah ada bahasa Mandarin (Tapi, saya belum sepenuhnya percaya).

 Kalo ini, terserah mau perhatikan yang mana :D
 
Kelas 6 IPA MA, No Woman No Cry !!!
Jadinya, IMMIM itu seperti gabungan antara Pesantren dan sekolah umum lainnya. Yang menarik juga adalah jumlah ijazah atau kertas kelulusan yang diterima setelah tamat enam tahun belajar di pondok. Ada 6, yaitu ijazah SMP(seperti ijazah pada umumnya), SKHU SMP, ijazah SMA(seperti ijazah pada umumnya), SKHU SMA, ijazah MA (yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama), dan Ijazah Pesantren yang tulisannya "Arab" semua

Aturannya pun sama seperti sekolah umum. Yang membedakannya antara lain kewajiban mondok bagi seluruh santri dan juga pelajaran agama yang menjadi kurikulum di dalam proses belajar mengajar.

*Bersambung (Kembali ke Ma'had (3))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar