Selasa, 17 Februari 2015

3D in Gallery



Foto bersama Pak Edi, Dosen Ekonomi Makro, dan Asistennya, Bu Ratih.
Baris belakang dari kanan : Noah, Dama, Ambar, Vania, Febri, Muti, Nida, Memey, Ita, Pak Edi, Muri, Dyan, Ida, Tikos, Bu Ratih, Karin, Anis, Adit
Baris kedua (dari kanan) : Fifi, Suci, Lisa, Fita, Amel, Lina, Han
Baris ketiga (dari kanan) : Galih, Rey, Sidiq, Ayu, Oji (saya), Jasfid, Roy, Adi, Zikri
Baris paling depan (dari kanan) : Farhan, Shinji, Mayang, Fadil.


Ketua Kelas 3D nih, Shinjiro Fadli.
Ini Wakil Ketua Kelas kita, Ambar Puspitasari.

Galih dan Febri

Ciwi-ciwinya lagi pose
Add caption

Nida, Shinji, Lisa

Foto bersama Pak Akmal, Dosen Sistem Informasi Akuntansi.


Suasana kelas pas nunggu dosen, beberapanya lagi ke kantin kayaknya :D

Foto bersama Bu Zizi, Dosen Pengantar Pengelolaan Keuangan Negara (PPKN).





Foto bersama Bu Zizin, Dosen Akuntansi Keuangan Menengah (AKM).

Ketua kelas dan wakilnya sedang bicara di depan kelas.


Rey, Roy, Dyan, Ita, Lisa, Nida

Fifi, Vania

Roy, Shinji

Foto bersama Pak Wuljo, Dosen Akuntansi Biaya.

Shinji, Han (Mr. Klimis)

Suci, Farhan, Sidiq, Rey, Dyan.


Lagi ngapain mereka?

Dyan dan Ita. Dua yang tak pernah terpisah.


Tatapannya itu loh O.O, Farhan lagi modus.


Farhan
Kenapa Dyan?
Kita masih bisa ngumpul kayak gini lagi gak nanti?
Hmmm... bisa lah. Kita nikmati saja kebersamaan kita sekarang. Bagaimanapun nanti, biar waktu yang menjawab.


Pergi Berbulan-bulan


Kau sudah pergi berbulan-bulan
Membawa kotak harapan yang kupenuhi tangisku
Menjauh, hilang dari mata, dari hati
Mana lagi kau temukan jalan untuk kembali bersama
Lagi juga dalam perasaan yang seperti dulu

Kau sudah lenyap berbulan-bulan
Melintasi cakrawala batin yang menunggu terlalu usang
Lalu mencari hati yang bisa disandari penuh
Simpankan tawa tangis jika kau masih sempat mengintip
Sedikitpun pada kenangan jenuh redup

Berbulan-bulan lama memang
Jika hanya duduk diam menepis resah
Gelisah menenteng buah hati dalam pelukan kering
Mau kemana lagi kau mau berkeliling bingung
Mencari aku? mencari kita?

Berbulan-bulan bukan cuma waktunya
Ada banyak jalan kau khianati langkah-langkahmu
Merentangkan nasib pada telur di ujung tombak
Masih inginkah kau kembali?
Jadi perisai, jadi atap, jadi panutan?


Bintaro, 18/11/14

Kamis, 12 Februari 2015

Puisi Kala Sendiri



Malam ini kutuliskan lagi puisi
apapun yang jadi judulku, seperti
yang kau minta selalu
asal kutulis untuk kau bacakan kembali
nanti kumpulkan semua kataku
gantikan dengan suaramu di tempat itu

Pada puisi berbelas hari
resah ada untukku karena kau telah lelap sendiri
iginku seperti malam kemarin
malam yang kau beri inspirasi sambil menemani
antara dua rumah yang terpisah jalan-jalan
namun kau tak ada di waktu ini, cuma berdiam
di mimpimu mungkin menanti apa
akan kubuatkan kau puisi seperti apa lagi
namamupun kumainkan pada baris-baris
ini sudah benar-benar buatmu saja

Akan esok kau mintaku lagi buatkanmu puisi?
untuk bisa kau temaniku berimaji
dan aku terserahmu
yang kau mintaku
atas maumu

Bintaro, 17/11/14



Jarum Dua Belas




Kita bertemu di jarum dua belas
Siang kemarin, dalam gesa-gesa
Melawan penat tengah hari
Dan peluh sudah basah sampai tanah
Sampai jauh

Masih kita menunggu waktu berhenti
Dan jarak memberi dan harapan berarti
Pun menanti hingga langit disatukan kembali
Yang birunya kita sangat kenali
Serta awan yang selalu dibicarakan kemarin

Masih ada dua belas jam terbit hari baru
Kita bisa saja begadang menanti hingga tiba masa
Matahari benar-benar cuma satu
Lalu kita kembali bercengkrama pada penatnya
Mengelap peluh yang sampai jauh
Dan menunggu di jarum dua belas lalu
Saat itu hanya kita, apa yang dimau

Bintaro, 16/11/14