Dia mungkin saja jadi cerita
seperti yang dulu kau ungkap di meja dan di jalan
Dia mungkin saja jadi mereka
seperti yang kau ajaknya tuk tertawakan
atau cukup abaikan
Dia bukan tidak perhatian
tapi mencoba memberi perlindungan
dalam diam, tanpa banyak kata
melihat dari balik arah
yakinkamu bersama siapa, amankah?
Dia tidak berharap banyak
hanya sekedar menimbun jejak
dan yakinkanmu tetap bahagia
tanpa harus mengulang jejak basah yang sama
Dia tidak hanya peduli
tapi dia ingin sejenak sampai suatu hari
kalian tak saling sapa lagi
kau sudah dapat yang kau ingin
kau dambai
Dan dia tak mau banyak mengataimu tentang apa-apa
karena kau telah bilang padanya
kau tidak suka itu semua, kau cuma ingin yang kau suka
jadi dia akan jadi tetap seperti dirinya
yang peduli tanpa banyak kata
Hingga dia akan jadi cerita
seperti mereka-mereka
bisa saja kau hapus jejaknya
atau jejak kalian dihapus cerita
atau cerita hanya tak akan jadi kalian
Sabtu, 31 Oktober 2015
Jumat, 23 Oktober 2015
Dipelukan Garuda
Bintang-gemintang
redup senyap
Besi-besi tua renta,
rantai penuh karat
Bintang-gemintang
redup senyap
Besi-besi tua renta,
rantai penuh karat
Pohon besar mati
tiada tempat teduh
Banyak kepala yang
keras seperti kepala banteng
Gagal panen
dimana-mana, padi kapas percuma ditani
Aahh,,
Negeri ini porak
poranda
Aku ingin cari tanah
lain
Untuk ku buat
sajak-sajak
Atau langit lain
untuk berteduh sejenak
Atau aku ingin mati
saja
Dipelukan garuda
Karena disini
pemimpin sudah lupa
Dan rakyatnya menolak
untuk tidak lupa
Garuda tak usah
berlelah memeluk Pancasila
Cukup peluk aku,
sampai aku tertidur
Bangunkan jika
orang-orang sudah ingat lagi
dan Pancasila bukan
lagi sekedar mantra
dan kau bukan lagi
sekedar burung tua renta
Jika pun sampai aku
mati
Di pelukanmu, Garuda
Biar saja
Itu lebih baik
dibanding mati dipeluk negeri ini
Jumat, 02 Oktober 2015
Mulai Berhenti
Pada binar yang kesekian aku ingin berhenti
Menyebut namamu atau sekedar bertamu rindu
Teruntuk hati yang sulit dirajai, aku mulai memahami
Menerimaku dulu adalah palsu
Dan melepasku kini hanya butuh satu-dua orang lain
Lalu aku berbisik
Menunggu sejenak di depan pintu dan siap mengetuk
Sebab kupikir sesuatu yang jangan sampai kau ulangi
Sebab kuingat apa yang kau ingin ubah darimu lagi
Bila peduliku tak bisa lagi menyapa sadarmu
Rinduku seluas semesta harusnya tak usah mengawang tinggi
Dan binar yang kulihat kemarin jangan muncul kembali
Pada akhirnya seperti menunggumu tahu
Bahwa hatiku masih seperti dulu
Bahwa kau kini perlahan jauh
Menyebut namamu atau sekedar bertamu rindu
Teruntuk hati yang sulit dirajai, aku mulai memahami
Menerimaku dulu adalah palsu
Dan melepasku kini hanya butuh satu-dua orang lain
Lalu aku berbisik
Menunggu sejenak di depan pintu dan siap mengetuk
Sebab kupikir sesuatu yang jangan sampai kau ulangi
Sebab kuingat apa yang kau ingin ubah darimu lagi
Bila peduliku tak bisa lagi menyapa sadarmu
Rinduku seluas semesta harusnya tak usah mengawang tinggi
Dan binar yang kulihat kemarin jangan muncul kembali
Pada akhirnya seperti menunggumu tahu
Bahwa hatiku masih seperti dulu
Bahwa kau kini perlahan jauh
Langganan:
Postingan (Atom)