Pengumuman SNMPTN... aku tidak lolos. Memang sangat sulit
untuk lolos SNMPTN untuk UGM apalagi kalo siswa yang di luar jawa sepertiku.
Tapi sebaliknya, sangat besar peluang untuk lolos ke UNHAS apalagi klo UNHAS
menjadi pilihan pertama di SNMPTN. Sayangnya, UNHAS adalah pilihan keduaku.
Orang tuaku juga sempat menyayangkan knapa aku tidak memilih unhas sebagai
pilihan pertamaku, sekaligus memilih jurusan kedokteran. Tapi sudah terlanjur,
toh masih ada jalur yang lain pikirku.
Pengumuman SNMPTAIN... ternyata aku lulus di
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
jurusan Teknik Informatika. Aku sempat bertanya-tanya ke kakak kelasku dulu dan
ke guru-guruku seperti apa teknik informatika itu. Mendengar jawaban mereka,
aku cukup tertarik. Apalagi mimpiku untuk kuliah di jawa juga bisa tercapai
jika aku mengambil UIN Malang.
Aku ceritakan ke orangtuaku, namun respon mereka sebaliknya.
Mereka tidak setuju aku kuliah di malang, karena alasan jarak. “lebih bagus
kalo di ITS Surabaya. Karena sekali naik pesawat, jarak ke ITS sudah dekat.
Sedangkan malang, harus naik mobil lagi berjam-jam dan tidak ada satupun
keluarga di sana” kata mereka. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku patuhi saja.
Aku yakin pilihan orang tua pasti lebih diberkati olaeh ALLAH. UIN Malang ku
coret dari daftar pilihanku.
Lama menunggu. Kabar PBSB belum juga datang. Biasanya PBSB
sudah melaksanakan seleksi sebelum pengumuman SNMPTN, tapi sampai beberapa
minggu sesudah snmptn diumumkan pun blum ada kabarnya. Aku sempat pesimis, PBSB
mungkin tidak ada untuk tahun ini.
Akhirnya datang juga pengumuman akan diadakannya PBSB. Tapi
pengumuman itu membuatku kaget. Daftar perguruan tinggi umum yang biasanya ada
di PBSB sudah tidak ada lagi (termasuk ITS), yang ada cuma perguruan tinggi
Islam seperti UIN jakarta, UIN bandung, UIN malang, dll. Apalagi jurusan yang
disediakan adalah jurusan di bidang pendidikan islam. Kecuali uin malang dan
uin jakarta. Tapi untuk uin malang, ada syarat hafalan al-qur’an sedangkan satu
jus pun belum saya hapal. Akhirnya aku memilih
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan
kedokteran.
Bismillah,,,
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Inilah seleksi yang sebenarnya. Beda dengan
SNMPTN yang cuma mengumpulkan data hasil belajar, SBMPTN ada ujian tulisnya.
Dan punya standr tertentu di tiap-tiap Universitas yang dipilih. Aku pun
memilih Teknik Sipil-ITS, Teknik Fisika-ITS, dan Teknik Sipil-Unhas. Menjelang
tes, aku sibuk mencari-cari contoh soal tahun-tahun sebelumnya dan mempelajari
tiap-tiap soalnya. Ini semua kulakukan demi ITS.
|
Kartu SBMPTNku |
Saat ujian tulis SBMPTN pun tiba. Aku menginap di rumah
temanku selama 2 hari tes. Karena rumahnya yang lumayan dekat dengan tempat
tesku, yaitu di SMK 5 Makassar. Tes hari pertama adalah TPA dan Tes Kemampuan
Dasar(Indonesia, Inggris, dan Matematika dasar), tes kedua adalah Matematika
IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi. Otakku benar-benar diperas saat ujian
berlangsung. Soalnya kelihatan lebih susah dibanding soal-soal yang aku
pelajari sebelumnya.
Ujian pun selesai. Saatnya tawakkal kepada ALLAH. Biar IA
yang menentukan hasilnya.
Seleksi PBSB berjalan cukup lancar. Ada 7 orang peserta dari
IMMIM, yaitu saya, budi, agung, heril, dinul, marin, dan saleh. Setelah
seleksi, aku hanya bisa berdoa semoga ALLAH ridho aku melanjutkan kuliahku di
tempat yang aku pilih ini.
Selang beberapa hari. Pengumuman SBMPTN pun tiba. Aku tidak
lolos ke ITS, tapi aku lolos di teknik sipil Unhas. Ada perasaan sedih karena
belum bisa kuliah di ITS yang selama ini menjadi impianku. Tapi ada juga
perasaan lega, setidaknya aku sudah punya tempat untuk melanjutkan kuliah.
Pengumuman PBSB juga datang. Pagi-pagi sekali aku pergi ke
warnet untuk melihat pengumumannya di internet. Tidak kutemukan namaku di
daftar perserta yang lolos. Ku periksa berulang-ulang, dan ternyata tetap sama.
Aku memang tidak lolos di PBSB.
kabar baiknya, sahabatku 'Budi' lolos PBSB di Uin Jakarta jurusan kedokteran. Selamat Bro !!!
Sedih juga rasanya. Setelah tidak lolos ITS, kemudian PBSB pun aku tidak lolos.
Rasa sedih yang mendalam menghinggapiku. Bahkan aku sempat menyembunyikan
tangisku dengan pura-pura tertidur sambil menutup muka dengan bantal.aku hanya
bisa pasrah dan berhusnuzon (prasangka baik), ALLAH pasti tahu yang terbaik
buat hambanya.