Kamis, 04 Desember 2014

Cukuplah buat puisi, Naruto!

 

Bukan masalah usia untuk sekadar
Mengawal peperangan para ninja
Di akhir-akhir chapter pada sengitnya luka
Dan harapan untuk dunia shinobi

"Jangan pernah menyembunyikan luka"
Pada dunia kalian, kau ucapkan pada Obito yang dilema
Memilih bergabung pada siapa, pada apa
Tentang kata-kata Rin dalam hatinya
Tentang mimpi jadi seorang Hokage

"Aku akan selalu mengawasimu"

Sembilan ekor sudah pasti kalah pada kekuatan juubi, si sepuluh
Juga sembilan tak mampu setara padanya

"Bergabunglah dengan kami"

Kata-kata selalu saja akan lebih hebat dari sembilan jutsu
Yang bersama dilontarkan
Maka Obito tamatlah sudah, luluh pada kenangan
Bersama Rin, Kakashi, dan Minato
Juga pada mimpi dan mata yang diwariskan pada temannya

Cukuplah buat puisi sembilan bait saja, Naruto
Biar luluh Madara, pada masanya bersama Hashirama



Bintaro, 13/11/14

Selasa, 18 November 2014

Seperti Delapan, Bola Matamu




Menerawang di iris matamu pada warna yang buatnya bening, sendu
Untuk kuderma imaji pada sebuah puisi yang kau minta malam kemarin

Seperti delapan, dua bola mata lentik dalam refleks bayang diriku, apaku
saat tatap bertemu sedetik, semenjak

Seperti delapan, simbol tak hingga
ada banyak puisi dari binar-binarnya
tak pernah putus kata dari dua pasang
matamu dan mataku, kita
saling melihat
pada kita
Bintaro. 12/11/14

Puisi dari Bias Pelangi di Wajahmu



https://jualbibitpremium.files.wordpress.com/2013/03/wpid-mawar-pelangi2-300x300.jpg

Aku melihat puisi dari raut wajahmu
tergores, menginpirasi nalar
meliuk-liuk dari pipimu ke dagu
lalu pada kata yang kau ucap di atas meja bundar
mengalir dalam tenang

Sepertimu yang selalu bilang
aku tak bisa berpuisi
dan tak bisa memberiku sedikitpun inspirasi
tapi kau sumber kata-kataku mengalun dari
puisi yang tak bisa kau buat ini

Aku melihat tujuh warna pelangi pada bias-bias
matamu di bawah lampu malam dan kau mewakili
bulan yang tak pernah muncul pada malamku
ada tujuh warna yang menjadi barisku, lalu
kau masih bilang tak dapat buat puisi sedikit itu

Sudah, puisi ini untukmu
terima sajalah atau tak ada lagi kataku untukmu
karena tujuh hari pun bisa kubuatkan lagi berkali-kali
jika kau memintaku, dengan wajahmu jadi inspirasi
                                                                                                       Bintaro, 11/11/14