Sabtu, 14 Oktober 2017

Kaleidoskop Tingkat 3 di PKN STAN (Part 2)

Ini view dari beranda kamarku  di (hampir) tiap sorenya.
 Gedung Student Centre dengan latar semburat awan jingga

21/1/16
Malam puisi Aksara

1/2/16
Pertemuan terakhir di Kelas Pra-Nikah
Banyak sekali ilmu dan nasehat yang kami dapat. Bekal yang sangat istimewa untuk mempersiapkan hari-H.
Alhamdulillaah, satu anggota udah pecah telur, Bintang Ramadhan (kemeja putih), Barakallah alaikum Akh
4/2/16
Ultahnya Anis (Kaos Biru Item)
bersama anak-anak Kelas 4D

11/2/16
Ultahnya (Akang) Sidiq (Yg pegang kue)


11/2/16
Kelas terakhir Etika Profesi

12/2/16
Kelas terakhir Budaya Nusantara

19/2/16
Karaokean dengan temen-temen sekelas

20/2/16
Ngerayain ultahnya Mayang bersama Vega, Icus, Mas Anggri, dan Reza

3/4/16
Hari terakhir magang Media Center angkatan 18 di Ragunan 

Foto untuk persiapan acara Civitas Award 2016

14/5/16
Icus lagi ngajarin materi bhs inggris ke dua muridnya.
Aku, Icus, dan Mayang sempet buka bimbel kecil-kecilan untuk persiapan USM STAN 2016. Muridnya cuma ada dua hehe
Tapi semangat mereka untuk belajar cukup tinggi.

18/5/16
Ultahnya Dian (yang pegang kue di tengah)
abis nyupresin lanjut ke McD sektor 9 dan sesi curhat"an

28/5/16
Menyambut kedatangan Fita (jilbab kuning) di Waroeng Steak n Shake Bintaro

29/5/16
Duo OKB merayakan rapelannya bersama kami, anak kos jelata
Thank you so much Adam dan Ojan
5/6/2016
Boys Go Framing
Makrab Kelas 6K di Puncak
Sempet dibuat kaget dengan pengumuman kelulusan semester 5 yang keluar saat kami masih di bus dalam perjalanan ke puncak. Alhamdulillaah semuanya lulus dan makrab berjalan dengan suka cita.

7/6/16
Cowok-cowok keren IMAM sedang berpose. editannya kebangetan
Makrab IMAM

12/6/16
Bersama temen-temen (mantan) kelas 4K, Bagi takjil ke daerah sekitaran STAN.
Alhamdulillaah, indahnya berbagi.
17/6/16
Bukber bersama keluarga IMAM di RM Pelanggi 

7/716
Idul Fitri 1437
Bersama Edi, jauh-jauh motoran ke Bogor demi merasakan nuansa labaran yang sesungguhnya
"Makan kue, ketupat, dan opor ayam"
Thanks Ojan sudah mau menampung


17/7/16
Acara BEM, entah lupa apa namanya. Semacam longmarch sekaligus aksi peduli terhadap keselamatan para pejalan kaki.
Waktu itu ada kasus senior yang meninggal setelah di tabrak oleh salah satu pengemudi di depan kampus

20/7/16
Acara makan-makan bersama Ibu, Dosen makro ekonomi semester 3.

Kelas terakhir Audit Sektor Publik
Bu dosen paling stylish dan gaul lah pokoknya



Kelas terakhir Akuntansi Pemerintahan Daerah


8/8/16
PKL di KPP Makassar Utara
Ceritanya, aku lagi ga ada kerjaan trus jalan-jalan ke lantai atas buat mampir ke yang lain. Trus Fahrul, yang harusnya di pelayanan, juga naik ke atas. Jadilah kami foto berlima (yang senasib, sedang ga ada kerjaan) berselfie ria.

Masa PKL di KPP Makassar Utara
Diperbantukan ke Help Desk. Benar-benar banyak belajar selama 3 hari di bagian ini.
Wajib Pajak terakhir yang kami layani sore itu.

Perpisahan dengan Kepala Kantor KPP Makassar Utara

Full Team Ma-Ut (Makassar Utara)
Waktu itu ada kunjungan tamu ke kantor. seluruh pegawai disuruh untuk memakai dasi merah.
Sorenya. "bagus ini kayaknya klo foto studio ki, mumpung keren ki penampilan ta"
Ada yang ga setuju ada yang setuju banget. Setelah berunding. Sepakatlah malamnya kami ke Studio Foto.
Abi (DJPB), Fahrul (DJP), Ina (DJPK), Indah (DJKN), Tifa (DJP), Indra (DJBC), Irham (DJP)

6/10/16
Farewell Party Mabeng #16
seneng banget bisa kumpul bareng lagi
7/10/16
Yudisium Akuntansi IMAM '13

IMAM '13 Yudisium
Yeeayy


keluarga IMAM '13, tidak full team
Sepertinya ini acara syukuran, tapi entah syukuran apa, mungkin yudisium.
Semalaman bakar ayam, makan besar, dan ngobrol banyak.
Really miss that moment



7/10/16
 Malam setelah yudisium Akuntansi.
Rahma dan Nudi datang ke kosan untuk nyupresin.
Demi foto yang sesuai tema, aku akhirnya ganti baju lagi.


9/10/16
Alhamdulilaaah
Hari yang sangat menggembirakan
2/11/16
Acara syukuran yudisium nih kayaknya. Lupa haha. Pokoknya syukuran gitu sama anak Kelas 6K



3/11/16
Syukuran seabis wisuda di Aeon Mall
Groufie sekaligus nyobain kamera dari hape barunya icus :D



9/11/16
Ini salah satu hari yang paling mendebarkan. Menunggu pengumuman penempatan instansi
Ekspresi lelah dan kesal namun tetab mencoba bersabar menghadapi lemotnya server website BKN.
Kos Ardi disesaki oleh kami yng beharap wifi kosannya bisa membantu banyak. Iqra, Abi, Fajri, Yopa

6/12/16
Orientasi Calon Pegawai Kementerian Keuangan di SICC Bogor

6/12/16
Farewell Party bersama Keluarga IMAM di RM pelangi

“Kenangan perlu ada dalam hidup untuk dikenang, ditertawakan dan menjadi warisan ingatan kepada anak keturunam” ― Norhayati Berahim 





Kamis, 25 Mei 2017

Memeluk Puisimu

http://trendtek.republika.co.id


antara semesta dan matamu, aku belajar mencari jalan pulang
hal yang terlambat kau impikan karena malam sudah berlalu duluan.
melihat dan mengecup keningmu waktu itu
adalah ingatan yang ingin ku buang
dari balik jendela rumah tua kita

fajar hari ini tetap saja sama. kau selalu merenggut
aku di tengah-tengah tidurku dan memelukku kembali
usai puisi-puisi yang kau ciptakan menjadikanku perih. dan pada
ziarahku tempo hari, aku memeluk nisanmu lagi

ingatkah, dipelukan siapa kau ingin berpuisi?

Rabu, 21 Desember 2016

Perihal Memilikimu dan Tidak pada Akhirnya



Sebuah kegelisahan lahir dari mereka yang memiliki hatimu
Perihal kebosanan dan pergi adalah waktu yang datang dari sela langit-langit
Ingin ku katakan kepadamu bahwa aku benci menjadi bahagia
Jika masih ada titik-titik air yang mengaburi jendela mu dan keropos yang mengikis demi sedikit kursi kayu yang pernah kita punya

Semua berubah, terlihat tidak jelas
Aku dan bayanganmu bukan lagi menjadi kita
Mereka memilikimu lebih dariku mencoba mendekapmu

Sajak-sajak diciptakan dari cerita yang tidak biasa
Tapi tidak ada yang istimewa dari pujangga yang menghadiahi kekasihnya dengan tinta, kertas, dan kata-kata
Apalah arti sebuah cinta jika patah hati membuat kita menjadi orang lain, menjadi mereka

Di dinding kamarku, ada gambar kita yang sedang berdiri di antara bunga dan masa lalu
Di jantung rahasiaku, ada potretmu yang tidak berkata apapun

Hatimu tetap bukan milikku pada akhirnya
Tapi sajak-sajak malah selalu menjadi kamu dan kita
Kenangan selalu memiliki duri, namun jadi bukan apa-apa bagimu
Sepasukan kegelisahan yang datang pergi, sekumpulan hati dilukai dan sembuh lagi.

Selasa, 20 Desember 2016

From Bintaro to Ketapang (Part 3)

Pontianak to Ketapang, cuma 40 menitan.

Penerbangan dari Pontianak ke Ketapang tidak lama, kurang lebih 40 menit. Ini pengalaman pertama saya naik pesawat tipe ATR. Memang dibanding tipe boeing, getaran selama pesawat mengudara itu lebih terasa dan lebih sering terjadi. Manuvernya pun lebih terasa dibanding tipe boeing. 

Yang paling menarik perhatianku adalah pramugari dan pramugaranya. Ada 1 pramugara dan 1 pramugari di pesawat itu. Biasanya ada ruangan khusus untuk mereka di bagian depan atau belakang pesawat dan terpisah dari tempat penumpang, jadinya mereka tidak kelihatan oleh penumpang. Tapi di pesawat ATR, (saya lihat) tidak ada ruang khusus itu. Setelah mereka melaksanakan tugasnya (memperagakan instruksi keselamatan, melayani penumpang dengan senyuman ramah, dan memastikan jumlah penumpang), mereka kembali ke kursi mereka tepat di ujung dan pangkal jalan di tengah-tengah penumpang. Pramugara di belakang dan pramugari di depan. Saya memperhatikan wajah mereka yang (juga) mengantuk dan kadang-kadang terangguk menahan kantuk. Juga si pramugara yang menekan beberapa tombol di dinding pesawat di bagian belakang untuk mengeluarkan suara pengumuman yang biasa terdengar di pesawat pada umumnya, Selamat datang blablabla, ya seperti itulah. Memang sih terkesan sangat tidak penting, tapi memperhatikan hal tersebut selama penerbangan cukup bisa mengisi 40 menit waktuku di pesawat.

Tiba di bandara Rahadi Oesman, satu kata yang bisa saya gambarkan setelah turun dari pesawat. 

PUANAS. 

Jika diberi slot dua kata untuk menggambarkan kondisi saat itu, cukup tambahkan kata “banget”

PUANAS BUANGET.

Saat itu matahari sedang sombong-sombongnya bersinar tepat diatas kami. Jam 12an Waktu Indonesia bagian Ketapang (WIK). Terik pun, saya berkali-kali mengedipkan dan meyipitkan mata untuk menahan silau. 

Bandara Rahadi Oesman Ketapang

Bandara Rahadi Oesman adalah satu-satunya bandara di Ketapang. Terbilang kecil tapi bandara ini yang membuat Ketapang jadi cukup istimewa. Tahu siapa Rahadi Oesman? Beliau adalah mahasiswa kedokteran UI (lupa tahun berapa) asal Kalimantan Barat yang dinobatkan sebagai pahlawan karena memimpin pergerakan melawan penjajah dan akhirnya wafat pada saat itu. LUAR BIASA. Tidak salah namanya dipatenkan menjadi salah satu nama bandara di Indonesia. 

Di luar bandara, Bima dan senior-senior dari KPPBC Ketapang sudah menunggu. Kami keluar setelah bagasi kami lengkap. Tidak ada troli di bandara itu. Sesampainya diluar, kami bertemu dengan mereka untuk pertama kalinya. Bersalaman sambil menyebutkan nama satu per satu dan kemudian bergegas ke mobil (yang mereka telah siapkan) untuk menaruh barang dan pergi meninggalkan bandara. 

Kami menuju ke salah satu rumah makan masakan padang di Ketapang. Ada 3 mobil yang dipakai untuk menjemput kami. Semobilku ada Hafis (senior KPPBC), agnes, dan apul. Sepanjang perjalanan ke rumah makan, kami sempat bercerita. Ternyata Hafis seangkatan dengan kami meskipun dari wajah dan perawakannya yang tinggi besar terlihat lebih tua sekitar 3 tahun diatas kami. Dia pun tahu sedikit bahasa Makassar karena pendidikan D1 di Balai Diklat Keuangan (BDK) Makassar dulunya selama setahun. 

Bak gayung bersambut. Setelah menahan lapar dari Jakarta ke Pontianak, kemudian menahan lapar dengan mie goreng telor, kami disuguhkan makanan oleh mereka. Jangan tanya siapa yang bayar? Jawabannya sudah pasti. Kami sebagai tamu dan junior sangat berterima kasih karena telah disambut. Di lain kesempatan, saya akan menceritakan keseluruhan mereka di blog ini.

Makanan habis, tagihan sudah dibayarkan (oleh mereka). Perjalanan berlanjut menuju rumah dinas yang telah disediakan buat kami. Sepanjang jalan, kami melihat bahwa Ketapang ternyata tidak seburuk yang kami bayangkan. (Masih) ada KFC, Hypermart dan Citimall, Karaoke, Hotel, Fitness, Resto dan Cafe, toko swalayan kecil, dan toko-toko lain di sepanjang jalan yang menjual berbagai macam kebutuhan mulai dari pakaian, perkakas rumah tangga, elektronik, dan sebagainya. Ketapang itu keren kok. Beneran…

Hypermart Ketapang

Sebelum ke rumah dinas (rumdis), kami diajak mengunjungi hypermart dan citimall. Barangkali ada kebutuhan yang mau dibeli buat keperluan selama di rumdis nanti. Kami yang cowok tidak membeli apapun, sedangkan yang cewek berhasil memborong beberapa kantong belanjaan. Berpindah ke toko furniture, kami membeli kasur, sprei, bantal, dan kebutuhan lainnya. Senior-senior tentunya membantu menawar harganya, yaa syukurlah berhasil memotong sedikit dari harga normalnya.
Total ada 3 rumdis yang kami tempati. Saya, wahyu, dan bima tinggal di rumdis yang di Jalan Agus Salim bersama salah satu senior, Putra namanya. Vivi, Rahmi, Agnes, dan Apul tinggal serumah di Jalan Sukajadi. Arnold tinggal di rumdis berdekatan dengan rumdis cewek bersama tiga senior lainnya, Hafis, Agil, dan Dika. Menurutku, Rumdis di Sukajadi lebih terawat dibanding rumdis yang kami tempati. Apalagi rumdis yang ditempati cewek-cewek, bekas rumdis sang kepala kantor, lengkap dengan sofa, TV, AC, serta peralatan dapur.

Rumdis kami di Jalan Agus Salim.

Rumdis cewek di Jalan Sukajadi.

Tapi tidak apalah, setidaknya kami tidak susah lagi mencari dan menyewa kosan. Rumdis ini akan jadi istana kami untuk kurang lebih 3 bulan ke depan (jika tidak definitif). 
Di rumdis kami ada 2 kamar. 1 kamar dihuni oleh pegawai lainnya (Pak Eko) yang saat itu sedang cuti pulang kampung dan katanya ditempati sementara oleh sang kepala kantor, Pak Casman. Kamar kedua dihuni oleh Putra, kemudian Bima juga akhirnya menempati kamar itu. Saya dan Wahyu tidur di ruang tengah, beralaskan kasur dan saling membagikan kehangatan. 

Di ruang belakang ada gudang Barang Milik Negara (BMN) milik KPPBC Ketapang yang berantakan. Kmi bertiga pun merapikannya dan menaruh barang kami di ruangan itu. Kamar mandinya sudah kelihatan sangat tua, lumut-lumut di dindingnya cukup banyak, dan yang paling berkesan adalah bak yang berisi air keruh. Saking keruhnya, dasar bak tidak kelihatan. Memang air di Kalimantan sebagian besar seperti itu, kata Putra. Keruhnya mengendap di dasar, sedangkan air di permukaan bak cukup jernih (setelah didiamkan). Akhirnya, Bima menguras bak air itu (mungkin setelah berbulan-bulan tidak dikuras). Hasilnya lumayan, setelah dikuras dan diisi air kembali, dasar baknya kelihatan meskipun kemudian keruhnya yang berwarna ciklat mengendap lagi di dasar. Setidaknya tidak separah sebelumnya. 

Ada masjid besar di beberapa meter dari rumdis kami. Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang yang sedang dalam proses pembangunan. Besar dan megah meskipun masih terlihat 80% pengerjaannya. Warnanya dominan hijau dengan beberapa ornament khas Islam di dinding-dinding dan temboknya. Masjid ini akan sangat bagus sekali jika sudah rampung nanti, pikirku. 

Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang

Malamnya, setelah makan bareng, cewek-ceweknya balik ke rumdis dan kami (saya, arnold, wahyu, dan bima) bersama dika dan hafis mampir sebentar untuk main bilyard. Jangan tanya lagi siapa yang bayar? Jawabannya sudah pasti.

Yaa, seperti itulah sekilas perjalanan kami dari Bintaro ke Ketapang dan bagaimana sedikit gambaran dari daerah Ketapang. Untuk kurang lebih 3 bulan, kami akan OJT dan berproses di tempat ini. Membuat jejak-jejak baru, melihat dan mencermati bagaimana kehidupan khas melayu Kalbar di tempat ini, merasakan pengalaman-pengalaman baru, dan pulang dengan membawa banyak cerita yang sudah pasti seru untuk disampaikan ke teman-teman, kerabat, dan keluarga.  Yap, Welcome to Ketapang!!! G’ luck 👌😎

Kalau mau liat lebih jelas bagaimana penampakan Ketapang, cek video di bawah ini yaa




Senin, 19 Desember 2016

From Bintaro to Ketapang (Part 2)

17 Desember 2016

Perjalanan ke Ketapang kami mulai subuh hari dari Bandar Udara Soekarno Hatta Cengkareng. Sehari sebelumnya, saya sudah stay di Cengkareng, kosan adekku (Farid). Farid sudah bekerja di Bandar Udara Soekarno Hatta sejak tahun lalu, sejak 2 bulan yang lalu sudah diterima sebagai pegawai di Garuda Airlines. 



Pukul 04.30 subuh, saya dan Farid berangkat ke bandara. Teman-teman yang lain sudah berangkat dari Bintaro ke bandara sejak jam 3 subuh. Penerbangan dijadwalkan pukul 05.45 subuh dengan maskapai Sriwijaya dari Jakarta ke bandara Supadio Pontianak, kemudian dilanjutkan dengan maskapai Garuda dari Pontianak ke bandara Rahadi Oesman Ketapang pukul 11.05. Alhamdulillaah, Ketapang juga punya bandara, ya meskipun kecil sih. Setidaknya, kami tidak perlu berlama-lama naik transportasi darat dari bandara ke tempat tinggal kami nantinya.

Sesampai di bandara, Wahyu, Rahmi, Vivi, Apul, dan Agnez sudah menunggu di depan pintu keberangkatan. Ada 8 orang yang akan OJT di KPPBC Ketapang. Kami berenam barengan sepesawat. Arnold berangkat dengan pesawat lain ke Pontianak, nanti akan gabung dengan kami di Garuda ke Ketapang. Satunya lagi, Bima, berangkat dengan pesawat lain dan sudah janjian akan menunggu kami di bandara Rahadi Oesman.

Setelah mencetak tiket dan mengisi bagasi, kami berenam segera ke ruang tunggu melewati petugas untuk pengecekan tiket dan naik ke pesawat. Perjalanan ke Pontianak berjalan lancar, meskipun sempat pesawat berpapasan dengan cuaca yang agak tidak bersahabat. Dari jendela terlihat awan hitam, sangat kontras antara bagian langit yang cerah dan yang sudah menghitam. Pesawat menembus bagian langit yang menghitam dan bergetar sedikit. Sisanya, perjalanan kembali damai dan tenang. Hingga sampai Pontianak. Kami disambut dengan cuaca panas dan terik matahari Pontianak yang waktu itu pun masih jam 8an. 


Bismillaah. Ini pertama kalinya saya (kami) menginjak tanah Borneo. 

Lapar. Belum ada sebiji makanan pun masuk ke perut dari bangun subuh sampai tiba di Pontianak. Kami bergegas mencari tempat makan di bandara Supadio. Selepas mengambil bagasi, kami keluar dari gerbang kedatangan dan berbelok ke kiri menuju restoran. Awalnya sempat ragu, boleh tidak troli dibawa masuk ke dalam restoran. Rahmi masuk ke restoran dan mengecek, ok bisa, dia memberi tanda. 

Seperti biasa, makanan di Bandara pastilah mahal. Harga nasi goreng dan nasi campur per porsi 30ribu. Alamat anak kosan yang selalu mencari alternatif termurah. Salah satu menunya adalah mie goreng telur, 5ribu. Lumayan nih, pikirku.

     Mbak, saya pesan mie goreng telor
    Mienya belum ada, adanya indomie yang disana tuh (dia menunjuk deretan mi instan di stannya)
    O iya, gak apa-apa. Saya pesan satu mie goreng telor. 

Dia mengiyakan dan kembali ke stannya. Rahmi memesan nasi goreng yang 30ribu tadi. Apul, agnez, dan vivi, sehabis ke kamar mandi, datang dan juga ikut memesan mie goreng telor (karena rekomendasiku). Rahmi sempat menyesal, kenapa ga pesan mie goreng telor aja ya tadi. Harganya lebih murah dari mie buatan warung kopi atau tempat makan lain di Bintaro, pikir kami. Saya sudah menghabiskan tiga per empat porsi dan meyakinkan kembali ke mbaknya. 

     Harganya 5ribu kan? 
    Iya mie goreng telor 5ribu. Kalo pake indomie harganya 10ribu. Tambah telor jadi 15ribu

(bedanya apa cobaa) saya membatin

    Yang 5ribu itu beda lagi mie nya. lebih sedikit porsinya dari yang itu

Kesimpulan: Tidak ada makanan yang murah di bandara. Kalaupun ada pasti cuma secuil

 Penerbangan ke Ketapang delay selama kurang lebih 30 menit. Kami menunggu di ruang tunggu. Saat itu, cuaca di luar bandara sangat panas dan terik, hawanya bahkan terasa sampai ke ruang tunggu. Beberapa dari kami ada yang tidur, main hp, atau kipasan untuk mengusir penat. 

Lama menunggu, akhirnya boarding time. Di pikiran kami saat itu adalah mencoba pesawat garuda boeing yang besar dan nyaman, kursi yang lebar, tivi kecil untuk tiap penumpang, makanan dan minuman yang enak, dan sebagainya. Garuda loohh

Sampai di lapangan bandara. Ternyata bukan tipe boeing yang akan kami tumpangi tapi ATR 72-600. Pesawat maskapai garuda yang paling kecil dengan tenaga penggerak sepasang baling-baling di sayapnya. Di satu sisi saya merasa kecewa karena tidak sesuai harapan. Namun di sisi lain, saya juga merasa excited karena baru pertama kali ini numpang di pesawat baling-baling seperti ini. Jadilah, perjalanan kami ke Ketapang dengan pesawat yang (menurut saya) berhasil memecah rasa penasaran saya.


Penampakan Garuda ATR 72-600

Bersambung ke Part 3 yaa gaess 😎

Minggu, 18 Desember 2016

From Bintaro to Ketapang (Part 1)



Gambar diatas adalah pengumuman penempatan instansi untuk alumni PKN STAN 2016 kemarin. Setelah melewati tiga tahun yang terasa cukup berat (tapi tetap menyenangkan), Allah memberikan hadiah berupa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai tempat mengabdiku kemudian.
Selang beberapa hari sejak itu, orientasi pegawai baru Kementerian Keuangan dilalui. Mulai dari Custom on Boarding Programme (CBP), orientasi pegawai baru DJBC. Juga orientasi untuk seluruh pegawai kemenkeu di SICC Bogor, 6 Desember 2016. 
Foto bersama panitia CBP 2016
Keluarga IMAMcu tersayang. Foto di depan SICC sebelum mulai acara orientasi pegawai baru Kemenkeu.
-Kiri atas- Yopa (DJBC), Reski (DJBC), Risna (DJBC), Dini (DJP), Ina (DJPK), Wildy (DJP), Tifa asik (DJP), Tifa ajah (DJP), Nunu (DJBC), Abi (DJPB), Yoga (DJBC)
-Kiri bawah- Tri (DJBC), Fahrul (DJP), Saya (SJBC), Edi (DJPB), Aryo (DJPB), Irham (DJP), Jems (DJP), Cedric (DJBC), Iqra (DJP)

Setelah di PHP dengan pilihan instansi (waktu itu ada survey untuk memilih 3 instansi, saya pilih BKF, Itjen, dan DJP. Tapi nyatanya tidak ngaruh ke penempatan sebenarnya), dari panitia CBP (yg mayoritas ternyata adik-adik tingkat kami dari BDK lain) memberikan tiga pilihan kepada kami terkait kantor yang bakal ditempati untuk On Job Training (OJT). Karena masih mau dekat dengan rumah, jadilah saya pilih Makassar

  • KPPBC Pabean Tibe B Makassar
  • Kanwil DJBC Sulawesi
  • Kanwil DJCB Jawa Tengah dan Yogyakarta

KPPBC Tipe Pratama Ketapang. Yoooo

Nyatanya, pilihan itu pun ga ngaruh untuk penempatan ojt kami yang di DJBC. Kami dilempar disebar sedemiian rupa se-Indonesia Raya. Dari Sabang sampai Merauke ada. Banyak nama-nama daerah yang belum pernah sama sekali ku dengar tapi muncul di pengumuman OJT itu. Termasuk penempatanku, “Ketapang”. Ketapang yang saya tahu malah sejenih buah-buahan seperti kenari, untuk memakan isinya harus di pecahkan terlebih dahulu dengan palu, batu, atau benda keras lainnya. Mencari ketapang, waktu itu, adalah salah satu cara kami (anak kampung) menghabiskan sore hingga menjelang maghrib. 

Temanku bilang Ketapang itu daerah di Jawa Timur, dekat Banyuwangi. Dalam hati saya bersyukur, alhamdulillaah dapat Jawa Timur, baguslaah. Kemudian, saya googling KPPBC Pratama Ketapang. Google membawa kami menjauh dari Jatim menuju salah satu titik di daerah Kalimantan Barat. Kaget, iya. Ketapang tepat berada di buntut Pulau Kalimantan, daerah berpantai di bagian bawah Kalimantan Barat. 

Ya, bersyukur itu mesti. Allah dengan segala ketetapannya menyimpan banyak fadilah untuk hambanya yang mau bersyukur 😀 Ketapang, I’m Coming